Jumat, 01 Maret 2013

Pengertian Anak Kesbel


BAB I

PENDAHULUAN



            Anak kesulitan belajar termasuk ke dalam kelompok anak “ learning disability “. Atau ketakcakapan belajar. Di dalam dunia pendidikan luar biasa masalah anak berkesulitan belajar merupakan bidang garapan yang masih relative muda, belum menjadi bidang garapan yang cukup kuat, walaupun perdebatan dan kontroversi dalam bidang ini sudah ada sejak 20 tahun. Karena kekeliruan konsep dan pemahaman anak kesulitan belajar seperti itu sering di juluki sebagai “ anak berpenyakit aneh “ atau suatu dilema.
            Untuk lebih mengetahui tentang anak kesulitan belajar disini kami akan menjelaskan tentang siapa yang termasuk anak yang memiliki kesulitan dalam belajar,pengertian tentang kesulitan belajar,apa penyebab kesulitan belajar,dan pembahasan-pembahasan lain mengenai materi anak yang memiliki kesulitan belajar.



1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Keragamaan jenis anak kesulitan belajar yang mungkin di alami seseorang anak memang menghendaki adanya klasifikasi yang cermat tentang kesulitan belajar. Oleh karena itu muncul berbagai istilah atau sebutan bagi kesulitan kesuliatan belajar. Anak-anak kesulitan belajar memilki ketidakteraturan dalam proses fungsi mental dan fisik yang bisa menghambat alur belajar yang normal, menyebabkan keterlambatan dalam kemampuan perspetual motorik tertentu atau kemampuan bahasa.
Anak kesulitan belajar adalah seorang anak yang memilki masalah dalam mempelajari mata-mata pelajaran dasar seperti menulis,membaca,berhitung dan mengeja sehingga mereka mengalami gangguan dimana ganggaun tersebut diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan signifikan yang dapat menghambat  atau dapat menimbulkan gangguan proses belajar.
Alasan kami mengangkat makalah tentang anak yang memilki kesulitan dalam belajar untuk menjelaskan atau memberitahukan tentang seorang anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam proses belajar.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR
Kesulitan belajar merupakan gangguan perceptual,konseptual,memori, maupun ekspresif di dalam proses belajar. Kandatipun gangguan ini bisa terjadi di dalam berbagai tingkatan kecerdasan, namun ‘kesulitan belajar’ lebih terkait dengan tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas normal. Kesulitan belajar hadir dari setidaknya 10 persen dari populasi. Umumnya anak kesulitan belajar tampak ketika anak mulai mempelajari mata pelajaran dasar seperti menulis,membaca,berhitung,dan mengeja. Para ahli di Amerika memperkirakan bahwa 6 sampai 10 persen dari penduduk usia sekolah di Amerika Serikat adalah anak dengan kesulitan belajar. Hampir 40 persen dari anak-anak yang terdaftar dalam kelas kebutuhan khusus mengalami kesulitan belajar. The Foundation for Children With Learning Disabilities memperkirakan bahwa ada 6 juta orang dewasa dengan kesulitan belajar juga.

2.2 FAKTOR KESULITAN BELAJAR

a. Factor genetic
b. Luka pada otak karena trauma fisik atau kekurangan oksigen
c. Biokimia
d. Pencemaran lingkungan
e. Gizi buruk
f. Deprivasi lingkungan

Kesulitan belajar mempunyai masalah di prestasi akademis dan perkembangan. Kesulitan belajar menunjukkan perkembangan yang tidak merata (perkembangan bahasa, perkembangan fisik, perkembangan akademik atau perkembangan persepsi). Di sini Kesulitan belajar bukan karena faktor lingkungan dan Kesulitan belajar bukan karena retardasi mental atau gangguan emosional.

2.3 PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

a. Perkembangan anak menjadi dewasa pada tingkat yang lebih lambat dari orang lain dalam kelompok usia yang sama. Akibatnya, mereka mungkin tidak dapat melakukan pekerjaan sekolah yang diharapkan. Jenis kesulitan belajar ini disebut kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan.
b. anak dengan penglihatan dan pendengaran normal mungkin salah menafsirkan pemandangan sehari-hari dan suara karena beberapa gangguan yang tidak dapat dijelaskan dari sistem saraf.
c. Cedera sebelum lahir atau pada anak usia dini akan berpengaruh pada masalah belajarnya.
d. Anak-anak yang lahir prematur dan anak-anak yang mempunyai masalah medis setelah lahir kadang-kadang memiliki kesulitan belajar.
e. Kesulitan belajar cenderung turun temurun dalam keluarga, sehingga beberapa kesulitan belajar mungkin warisan.
f. Kesulitan belajar lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, mungkin karena anak laki-laki cenderung lebih lambat perkembangannya
e.kesulitan belajar tampaknya terkait dengan ejaan yang tidak teratur, pengucapan, dan struktur bahasa Inggris. Insiden ketidakmampuan belajar lebih rendah di negara-negara berbahasa Spanyol atau Italia.

2.4

a.Bahasa :keterlambatan, gangguan, dan penyimpangan dalam mendengarkan dan berbicara.
b. Menulis : kesulitan dengan membaca, menulis dan ejaan
c. Aritmatika : kesulitan dalam melakukan operasi aritmatika atau dalam pemahaman konsep dasar.
d. Penalaran: kesulitan dalam mengatur dan mengintegrasikan pikiran.
e. Memori: kesulitan dalam mengingat informasi dan instruksi.

2.5GEJALA UMUM KESULITAN BELAJAR


  1. kinerja yang buruk pada tes kelompok
  2. kesulitan membedakan, bentuk, warna
  3. kesulitan dengan konsep temporal (waktu)
  4. pembalikan dalam menulis dan membaca
  5. kekakuan/kejanggalan umum
  6. koordinasi visual-motor yang lemah
  7. hiperaktif.
  8. kesulitan menyalin secara akurat dari model
  9. kelambatan dalam menyelesaikan pekerjaan
  10.  keterampilan organisasi yang lemah
  11. easily confused by instructions mudah bingung dengan instruksi
  12. kesulitan dengan penalaran abstrak dan / atau pemecahan masalah
  13. tidak teratur dalam berfikir
  14. sering terobsesi pada satu topik atau ide
  15. memori jangka pendek atau jangka panjang yang lemah
  16. perilaku impulsif, kurangnya pemikiran reflektif sebelum tindakan
  17. kurang sabar dalam kegagalan
  18. pergerakan yang berlebihan selama tidur
  19. kurang dalam hubungan pertemanan
  20. terlalu bersemangat saat bermain kelompok
  21. memiliki penilaian sosial yang buruk
  22. kurang  tepat,tidak memilih dan sering berlebihan menampilkan kasih sayang
  23. tertinggal dalam tahap perkembangan (misalnya motor, bahasa)

Ketika mempertimbangkan gejala-gejala tersebut, penting untuk tetap memperhatikan hal berikut. Tidak satu pun anak kesulitan belajar memiliki semua gejala ini antara populasi LD, beberapa gejala lebih biasa daripada yang lain Semua orang memiliki setidaknya dua atau tiga masalah ini untuk beberapa tingkat Jumlah gejala yang terlihat pada anak tertentu tidak memberikan indikasi apakah gangguan ringan atau berat . Penting untuk mempertimbangkan apakah perilaku terus-menerus dan tampak dalam kelompok.



2.6 PERAN ORANG TUA DARI ANAK KESULITAN BELAJAR


  1. Luangkan waktu untuk mendengarkan anak-anak Anda sebanyak yang Anda bisa (benar-benar mencoba untuk mendapatkan "Pesan“ mereka).
  2. Cinta mereka dengan menyentuh mereka, memeluk mereka, menggelitik mereka, gulat dengan mereka (mereka membutuhkan banyak kontak fisik).
  3. Carilah dan dorong kekuatan mereka, minat, dan kemampuan. Bantu mereka untuk menggunakan ini sebagai kompensasi untuk kekurangannya.
  4. Hadiahi mereka dengan pujian, kata-kata yang baik, tersenyum, dan tepukan di belakang sesering mungkin.
  5. Menerima mereka untuk apa yang mereka dan potensi mereka untuk pertumbuhan dan perkembangan.realistis dalam harapan dan tuntutan Anda
  6. Libatkan mereka dalam menetapkan aturan dan peraturan, jadwal, dan kegiatan keluarga.
  7. Beritahu mereka ketika mereka berlaku tak pantas dan menjelaskan bagaimana perasaan anda tentang kelakuannya, lalu minta mereka mengusulkan cara lain yang lebih diterima dalam berperilaku
  8. Bantu mereka untuk memperbaiki kesalahan mereka dan kesalahan dengan menunjukkan apa yang harus mereka lakukan. Jangan mengomel!
  9. Beri mereka tugas-tugas yang layak dan tanggungjawab tugas keluarga bila memungkinkan.
  10. Beri mereka uang saku sejak dini dan kemudian membantu mereka berencana untuk mempergunakannya.
  11. Menyediakan mainan, permainan, kegiatan motorik dan kesempatan  yang akan merangsang mereka dalam perkembangan mereka.
  12. Bacalah cerita yang menyenangkan bersama dengan mereka . Mendorong mereka untuk mengajukan pertanyaan, mendiskusikan cerita, bercerita,, dan untuk membaca ulang cerita.
  13. Selanjutnya kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dengan mengurangi aspek yang mengganggu lingkungan mereka sebanyak mungkin (memberi mereka tempat untuk bekerja, belajar dan bermain).
  14. Jangan terpaku pada nilai sekolah ! Penting bahwa kemajuan mereka di tingkatnya dan diberi imbalan untuk melakukannya
  15. . Ajak mereka ke perpustakaan dan menganjurkan mereka untuk memilih dan memeriksa buku-buku yang menarik. Mintalah mereka berbagi buku mereka dengan Anda. Semangat Menyediakan buku dan bahan bacaan di sekitar rumah
  16. Bantu mereka untuk mengembangkan harga diri dan bersaing dengan diri sendiri daripada dengan orang lain.
  17. Menegaskan bahwa mereka bekerja sama sosial dengan bermain, membantu, dan melayani orang lain dalam keluarga dan masyarakat.
  18. Sajikan sebagai model kepada mereka dengan membaca dan mendiskusikan bahan kepentingan pribadi. Berbagi dengan mereka beberapa hal yang Anda baca dan lakukan.
  19. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan guru atau spesialis lain setiap kali Anda merasa perlu dalam rangka untuk lebih memahami apa yang dapat dilakukan untuk membantu anak Anda belajar 

Karakteristik anak Tunagrahita


ANAK TUNAGRAHITA DAN KARAKTERISTIKNYA

A.    PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah anak “bego”, atau kata yang lebih kasar lagi “anak gila”. Itulah sebutan atau predikat untuk anak tunagrahita. Bahkan ada yang mengatakan anak cacat (tuna) adalah sebagai kutukan, pembawa sial, karena perbuatan tidak senonoh orang tuanya. Sehingga setiap orang tua yang mempunyai anak cacat (tuna) merasa malu dan menyembunyikan anak tersebut.
Dan ada pula yang berpendapat, bahwa anak cacat adalah anak yang membawa hoki, membawa keberuntungan. Itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat.

B.    PENGERTIAN ANAK TUNAGRAHITA
Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita.
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped, Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal. Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan atau gabungan dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Jadi anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya, dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial, dan karena memerlukan layanan pendidikan khusus.
  
C.    KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA
Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk kepentingan pendidikannya, pengelompokkan anak tunagrahita sangat diperlukan. Pengelompokkan itu berdasarkan berat ringannya ketunaan, atas dasar itu anak tungrahita dapat dikelompokkan.
  1. Tunagrahita Ringan (Debil)
Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka juga termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum.
  1. Tunagrahita Sedang atau Imbesil
Anak tunagrahita sedang termasuk kelompok latih. Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50. Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat ke;las II SD Umum.
  1. Tunagrahita Berat atau Idiot
Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara akademis. Anak tunagrahita berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain.

D.    SEBAB-SEBAB KETUNAAN
Menurut penyelidikan para ahli (tunagrahita) dapat terjadi :
  1. Prenatal (sebelum lahir)
Yaitu terjadi pada waktu bayi masih ada dalam kandungan, penyebabnya seperti : campak, diabetes, cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai obat-obatan (naza) dan juga perokok berat.
  1. Natal (waktu lahir)
Proses melahirkan yang sudah, terlalu lama, dapat mengakibatkan kekurangan oksigen pada bayi, juga tulang panggul ibu yang terlalu kecil. Dapat menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak (anoxia), juga proses melahirkan yang menggunakan alat bantu (penjepit, tang).
  1. Pos Natal (sesudah lahir)
Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti gizi buruk, busung lapar, demam tinggi yang disertai kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak (meningitis) dapat menyebabkan seorang anak menjadi ketunaan (tunagrahita).

E.    KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA
Karakteristik atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :
  1. Fisik (Penampilan)
Ø  Hampir sama dengan anak normal
Ø  Kematangan motorik lambat
Ø  Koordinasi gerak kurang
Ø  Anak tunagrahita berat dapat kelihatan
  1. Intelektual
Ø  Sulit mempelajari hal-hal akademik.
Ø  Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 12 tahun dengan IQ antara 50 – 70.
Ø  Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 – 50
Ø  Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun, dengan IQ 30 ke bawah.
  1. Sosial dan Emosi
Ø  Bergaul dengan anak yang lebih muda.
Ø  Suka menyendiri
Ø  Mudah dipengaruhi
Ø  Kurang dinamis
Ø  Kurang pertimbangan/kontrol diri
Ø  Kurang konsentrasi
Ø  Mudah dipengaruhi
Ø  Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.

F.     PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Demikian halnya dengan anak tunagrahita berhak untuk mendapatkan pendidikan. Sekolah-sekolah untuk melayani pendidikan anak luarbiasa (tunagrahita) yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) atau sekolah berkebutuhan khusus.
Sekolah untuk anak luar biasa terdiri dari :
  1. SLB – A untuk anak Tunanetra
  2. SLB – B untuk anak Tunarungu
  3. SLB – C untuk anak Tunagrahita
  4. SLB – D untuk anak Tunadaksa
  5. SLB – E untuk anak Tunalaras
  6. SLB – F untuk anak Berbakat
  7. SLB – G untuk anak cacat ganda


Sekolah Luar Biasa untuk anak tunagrahita dibedakan menjadi :
  1. SLB – Cuntuk Tunagrahita ringan
  2. SLB – C1untuk Tunagrahita sedang
Untuk Tunagrahita berat biasanya berbentuk panti plus asramanya.
  
G.    KURIKULUM
Dalam memberikan layanan pendidikan tidak terlepas dari yang namanya kurikulum. Kurikulum sebagai pedoman bagi sekolah. Kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kurikulum untuk Sekolah Luar Biasa disesuaikan dengan jenis dan tingkat ketunaannya, mulai dari tingkat TKLB sampai dengan SMALB.
Kurikulum yang sekarang ini digunakan yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Selain mempelajari mata pelajaran umum, ada juga mata pelajaran ke khususan, untuk anak tunagrahita yaitu mata pelajaran “Bina Diri” didalamnya mencakup:
Ø  Kemampuan merawat diri
Ø  Mengurus diri
Ø  Menolong diri
Ø  Komunikasi dan Sosialisasi


DAFTAR PUSTAKA